KELEDAI YANG JUJUR

>> Baca Part 1 Mulai dari sini


KELEDAI YANG JUJUR

KELEDAI YANG JUJUR

Sufi yang sering disebut-sebut sebagai pengganti Abu Nawas adalah seorang ulama bernama Nasrudin Hoja. Ia hidup lima abad setelah zaman Abu Nawas, yaitu pada abad ketujuh hijriyah.

Ia terkenal suka memberi nasihat dengan gaya jenaka. Tingkahnya terkadang lelucon, meski sebenarnya mengandung wejangan yang baik. Salah satu kisahnya yang cukup terkenal adalah sebagai berikut.

Suatu hari Nasrudin sedang berada di kediamannya yang lengkap dengan aneka perangkat rumah yang ia miliki. Kemudian seorang tetangganya datang untuk meminta bantuan padanya,

"Tuan Nasrudin, bolehkah aku pinjam keledai? Aku sedang butuh tunggangan,"

"Maaf keledaiku sedang tidak ada!"

Tidak lama setelah bicara seperti itu, terdengar suara ringkikan keledai yang nyaring sekali dari dalam kandang Nasrudin.

"Tuan, bukankah itu suara keledai? Mengapa Tuan berbohong?"

"Mengapa kau tidak percaya padaku? Mengapa kau justru percaya pada keledai? Siapa yang kau yakini kebenarannya, aku atau keledai?"

Sang tetangga bingung menjawab pertanyaan jenaka seperti itu. Tentu saja manusia lebih mulia daripada hewan. Tetapi saat itu ia mendengar dengan telinga sendiri kejadian yang sesungguhnya.

Nasrudin betul-betul cerdas. Banyak sekali hikmah pada perbuatan yang ia lakukan tersebut. Pertama, ia hendak mengatakan bahwa kebenaran akan tetap menjadi kebenaran meski datang dari seekor hewan.

Dan kebohongan akan tetap ketahuan sebagai kebohongan meski datang dari manusia, tanpa memandang apakah ia rakyat biasa atau petinggi negara sekalipun.

Hikmah kedua, betapa mudah bagi Allah untuk membuka kebohongan seseorang. Hanya perlu ringkikan seekor keledai, maka perkataan bohong Nasrudin langsung terbongkar.

Jangan dikira karena Nasrudin seorang berkedudukan tinggi, lalu ia bisa aman untuk berbohong. Jangan pula dikira karena Nasrudin didukung seluruh perangkat dan media, sehingga Allah tidak akan mampu menguak kebohongannya.

Hikmah ketiga, manusia menjadi mulia, terpercaya, dan terpilih karena kejujurannya. Ketika manusia berbohong, maka ia lebih rendah dari keledai. Jadi jangan salahkan orang lain jika ia tidak dipercaya lagi dan tidak dipilih lagi.

Begitulah kejeniusan Nasrudin Hoja dalam memberi nasihat. Meski menggelitik, tetapi tepat pada sasaran. Mari kita berhati-hati menjaga lisan ini agar selalu berkata jujur. Sekali seseorang itu berbohong, maka ia akan terus berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya.

Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

Baca Juga Artikel Tentang Hijrah Rezeki Lainnya:



Order Hijrah Rezeki

Comments