LITTLE PENGUIN FROM NEW ZEALAND

>> Baca Part 1 Mulai dari sini

LITTLE PENGUIN FROM NEW ZEALAND
LITTLE PENGUIN FROM NEW ZEALAND
Foto cantik ini sebenarnya disertai narasi dari sang fotografer yang isinya kurang lebih seperti berikut,

"Pinguin kecil ini sedang berdiri di laut lepas untuk mencari makanan. Saya menangkap gambar ini di Selandia Baru, karena ada semacam perasaan yang tersentuh melihat seekor hewan kecil dan sendirian di depan samudera yang terbuka, dia tahu banyak predator yang mengancam tetapi dia tetap melakukannya karena dia harus makan."

Ya Rabb. Ternyata di balik foto indah itu ada makna yang dalam. Yaitu seekor hewan yang bergerak menuju rezekinya. Meski ia lemah dan sendiri, tetapi langkahnya tak surut untuk tetap berjalan ke depan.

Ia tahu bahwa rezeki tidak selamanya datang kepadanya, melainkan ada saatnya ketika ia yang harus datang kepada rezekinya itu. Siapa yang mengajari hal ini? Siapa lagi kalau bukan Allah.

Tepat sekali ucapan Sahabat Ali bin Abi Thalib, bahwa rezeki ada dua macam. Pertama, rezeki yang mencarimu. Kedua, engkau yang mencarinya.

Rasulullah juga pernah membawa satu cerita, yang terdapat dalam hadist riwayat Ahmad dan Tirmidzi,

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً

”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”

Perhatikan bahwa burung itu pergi mencari makan. Kemudian bayangkan jika ia adalah seekor induk yang meninggalkan anak-anaknya di sarang, maka ia pasti akan pulang di sore hari membawa makanan juga bagi anak-anaknya.

Jadi dari sisi sang induk, ia pergi mendatangi rezeki. Tetapi dari sisi sang anak burung, justru rezeki yang datang sendiri kepada mereka.

Demikianlah salah satu ilmu yang terkandung dalam hadist dan kalam sahabat. Hari ini ilmu tersebut datang kepada kita dengan sendirinya melalui channel Telegram ini. Karena ilmu memang bagian dari rezeki. Jadi tidak salah kalau ada ilmu yang datang sendiri kepada kita.

Itu berarti masih ada pula ilmu yang tidak akan datang sendiri, melainkan kita-lah yang harus datang kepadanya. Misalnya ilmu yang disampaikan para ulama di majelis-majelis mereka. Kita-lah yang harus bergerak menuju ilmu itu.

Begitu pula ilmu yang terdapat dalam buku-buku, kita-lah yang harus membelinya. Kita yang harus bergerak sendiri untuk menuju ilmu itu. Itulah sebabnya para ulama gemar membeli buku, karena mereka sadar tidak bisa hanya mengandalkan ilmu yang datang sendiri.

Al-Imam Muhammad bin Ya’qub Fairuz Abad berkata, “Aku telah membeli berbagai buku jika dihitung-hitung total harganya mencapai lima puluh ribu misqal emas.”

Jika digunakan nilai emas hari ini, satu misqal setara dengan 2,5 juta rupiah. Bagaimana dengan lima puluh ribu misqal? Allahu Akbar!

Oleh karena itu, insya Allah keputusan kita tepat jika memesan buku Hijrah Rezeki ini. Karena ada saatnya kita yang bergerak menuju rezeki. Ada saatnya kita yang datang kepada ilmu.

Alhamdulillah, dengan izin Allah buku ini sudah terjual lebih dari seribu eksemplar sejak launching hari Senin pekan lalu. Masih ada kesempatan untuk kita menjemput ilmu dalam buku ini, dengan klik tombol Whatsapp yang tersedia


Jangan sampai kita kalah dengan pinguin kecil yang berani berdiri di depan samudera lepas semata-mata karena ia tahu tidak semua rezeki datang sendiri.

Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

Baca Juga Artikel Tentang Hijrah Rezeki Lainnya:



Order Hijrah Rezeki

Comments